Detail Berita

Stop Bullying Pada Anak!!!

Banyaknya kasus terhadap anak seperti kekerasan dan Bullying akhir-akhir ini menjadi permasalahan yang seolah-olah rasa aman bagi anak semakin hilang. Semestinya, pada usia yang masih belia, seorang anak menghabiskan waktunya untuk belajar dan bermain tanpa ada gangguan yang serius. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian dari sema pihak.

“Pada prinsipnya, tindakan kekerasan dan bullying pada anak tidak dapat diterima, karena secara konstitusional, Pasal 28 UUD Negara Republik Indonesia 1945 menjelaskan bahwa anak adalah subyek dan warga negara yang berhak atas perlindungan dari serangan orang lain, termasuk menjamin peraturan perundang-undangan termasuk undang-undang yang pro terhadap anak,”.

Dalam beberapa kasus, peran sekolah dalam mencegah bullying masih terbilang minim. Banyak sekolah yang seolah menutup masalah bullying dan menganggapnya sebagai sesuatu yang benar. Belum lagi, tindakan bullying pada anak ternyata dilakukan tanpa sadar oleh guru di dalam sekolah.

Padahal, sekolah adalah tempat yang sebagian waktunya dihabiskan oleh anak-anak selain di rumah. Tentunya peran guru adalah sebagai pengganti orang tua di mana guru harus membela jika ada anak yang menjadi korban. Sayangnya, masih banyak guru yang mungkin cuek dan menganggap jika masalah yang terjadi pada anak-anak adalah hal wajar.

Peran Sekolah dalam Mencegah Bullying

Seperti yang diketahui, kasus bullying terus mengalami peningkatan tanpa sadar. Hal ini dilakukan tanpa sadar jika tindakan tersebut bisa memberikan luka dan trauma pada anak. Nah, untuk mencegah terjadinya bullying pada anak di sekolah, peran sekolah dan guru tentu sangat penting. Berikut beberapa perannya yang bisa membantu mencegah tindakan bully.

1. Menanggapi Masalah dengan Serius

Sering kali sebagai guru, ketika terjadi masalah antara anak muridnya, guru cenderung menanggapinya dengan biasa saja. Padahal hal tersebut bisa saja menjadi salah satu bentuk bullying. Apabila terus dibiarkan maka akan membuat korban merasa semakin tersudut dan tidak ada yang membantu.

Itulah kenapa seorang guru harus peka dengan muridnya. Jangan langsung menyalahkan tanpa mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Jika masalah yang terjadi ditangani dengan serius, tentunya anak yang menjadi korban akan merasa sedikit aman.

2. Memberi Tahu Mana yang Benar dan Mana yang Salah

Peran sekolah dalam mencegah bullying bisa dilakukan dengan membentuk karakter anak. Caranya dengan memberitahukan mana yang benar dan mana yang salah. Anak-anak cenderung tanpa sadar melakukan bullying karena didikan orang tua atau pun karena lingkungannya.

Jadi, sebagai guru atau pengganti orang tua, guru harus bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Saat ada anak yang melapor menjadi korban pembullyan, cobalah untuk menanggapinya dengan memberikan empati. Kemudian, jangan langsung menyalahkan atau mengkritik anak yang melakukan bully.

Ada baiknya untuk memberitahukan bahwa tindakan tersebut bisa memberikan dampak cukup besar terhadap mental seseorang. Dengan membuat anak nyaman baik di pihak korban atau pelaku, tindakan bullying setidaknya akan lebih berkurang. Jika perlu, terapkan hukuman tertentu pada anak yang melakukan bullying.

3. Menyediakan Waktu untuk Berkonsultasi

Setiap sekolah pastinya menyediakan pelajaran BK atau ruangan untuk konseling. Namun, cukup banyak juga sekolah yang kurang memaksimalkan penggunaan BK. Secara umum, anak-anak yang biasanya melanggar aturan sekolah akan masuk ruangan tersebut. Lalu, bagaimana dengan anak yang ingin menyuarakan pendapatnya tapi merasa takut?

Itulah kenapa dibutuhkan waktu untuk berkonsultasi pada setiap anak. Tujuannya untuk menemukan korban bullying yang takut untuk mengungkapkan perasaannya. Jika setiap sekolah menyediakan waktu agar muridnya bisa melalukan konsultasi, tindakan bullying pasti bisa berkurang.

4. Membantu Anak untuk Menunjukkan Prestasi

Sekolah adalah tempat anak untuk mendapatkan ilmu dan mengembangkan bakat terpendamnya. Selain itu, sekolah juga bisa menjadi tempat yang positif apabila lingkungannya juga positif. Sayangnya pasti setidaknya ada satu anak yang membawa energi negatif sehingga memicu terjadinya pembullyan.

Namun, jika sekolah mampu menjadikan anak-anaknya berkembang dan menemukan prestasi mereka, tentu tindakan bullying bisa dikurangi. Jadi, guru bisa membantu anak untuk menunjukkan prestasinya sehingga tercipta lingkungan positif.

5. Melibatkan Orang Tua

Saat masalah yang terjadi ternyata memang menjurus atau memicu ke arah pembullyan, ada baiknya untuk melibatkan orang tua. Tujuannya bukan untuk membuat orang tua malu, melainkan membantu menemukan solusi yang terbaik bagi pihak pelaku dan korban. Pasalnya, jika dibiarkan nantinya bisa saja terjadi kasus bunuh diri.

Jadi, tidak ada salahnya jika pihak sekolah ingin mempertemukan orang tua pelaku dan korban. Hal ini akan membantu orang tua untuk mengetahui perkembangan anak sehingga bisa tahu letak kesalahan anak ada di mana.

Jika dirasa tidak memungkinkan, pihak sekolah bisa meminta bantuan secara eksternal sebagai peran sekolah dalam mencegah bullying. Di atas adalah beberapa peran dari pihak sekolah yang akan membantu anak agar tidak mengalami bullying di sekolah.

 

sumber : https://yd.blog.um.ac.id/peran-sekolah-dalam-mencegah-bullying-pada-anak/